surat untuk anakku (perjalanan hamil dengan diagnosa pre eklamsi )

Bismillah

Assalammualaikum wr wb.
Sayyid, anak ibuk dan bapak, sekarang udah 2 tahun 15 hari, subhanallah banyak kepandaian yang udah diperlihatkan. Yang lagi hits sekarang ini adalah permintaan "tolong", bu.. toloong bu..
Hamil diminggu awal (trimester 1) berjalan seperti biasa, ibuk rajin krontrol ke dokter kandungan. Semua lancar dan ibu juga diberi banyak vitamin dan arahan- arahan dari dokter. Oya dokter ibu adalah dokter kandungan perempuan. Haru yang pertama saat bisa dengar detak jantungmu di alat USG, Subhanallah nak, ibuk berkaca- kaca dan haru. Setiap konsul ke dokter kandungan ibuk sempatkan setelah jam kantor, sehingga ibuk bisa lakukan sendiri dan bapak kerja seperti biasa. Banyak ibu hamil lainnya yang didampingi keluarganya, tapi ibuk tidak merasa kurang walau tanpa bapak datang untuk dampingi, karna ibu selalu berkabar ke bapak.
Oya, saat hamil trimester 1 ibuk bekerja seperti biasa, sampai pada rapat di suatu senin, ibuk izin mau ke kamar mandi, ada darah menetes. Ibuk karna tidak paham itu pertanda apa, ibuk kembali keruang rapat. Waktu rapat udah selesai, ibuk tanya sama teman ibuk yang profesi dokter, surprise, langsung bilang kalau saat itu ibuk harus tiduran or stop aktifitas karna itu pertanda kurang bagus. Ibuk masih menanggapi biasa. Saat jam pulang, ibuk pergi konsul ke dokter kandungan. Saat pre konsul, saat bidan tanya minggu kehamilan, berat badan, tensi, ibuk udah disuruh baring di kamar tindakan dan tidak boleh kemana- mana. Apa separah itu kah? pikir ibuk. Dan benar saja, ibuk dirawat dalam waktu 6 hari dan tambahan hari libur pasca rawat inap. bedrest untuk ibu hamil memang tantangan tersendiri, karna badan tidak rasa sakit tapi harus baring di kasur. Hingga BAK dikasur (pake pispot). Sayyid taukah siapa yang temani ibuk dan bantu ibuk semuanya?Bapak nak. Saat ibuk menunggu untuk naik ke kamar rawat inap tidak ada yang datang, Bapak masih kerja seperti biasa. Pulang dijam kerja biasa. Oma juga dirumah seperti biasa. Bedrest memang berat sekali. Ditambah banyak cerita serem tentang teman- teman yang kehilangan calon bayi mereka.

Sampai ibuk pulih dan bekerja seperti biasa kembali, namun ibuk tidak seaktif sebelumnya. Saat konsul ke dokter ibuk sering dapat obat penguat kandungan. You know lah kalau beli sendiri (tanpa asuransi tanggungan kantor suami) bisa 1/2 gaji ibuk dengan biaya konsul dan vitaminmu. Saat hamil ibuk juga tidak begitu suka suku hamil. Beberapa agak anyir dan kental, ibuk kurang suka. Lebih suka indomi rebus, hehe. Kali kedua ibuk flek dan dirawat lagi dan dapat istirahat lagi. Untuk dapat cuti aja udah susah sekali saat kehamilanmu, namun dengan cuti ini sedikit banyak membuat ibuk bisa beristirahat. Memang benar "dibalik kesulitan, ada kemudahan". Kali kedua ibuk bedrest ibuk dapat tambahan libur pasca rawat inap. Makin banyak cerita serem tentang teman- temani buk yang kehilangan calon anak mereka. Namun yang buat ibuk kuat, " semua udah diatur Allah SWT, jika memang ditakdirkan ALLAH SWT sehat dan selamat maka terjadilah, jika tidak ya terjadilah. Ibuk serahkan semuanya kepada Allah SWT. Bapak yang rawat ibuk dengan sabar. Beliau cuti selama ibuk dirawat. Ada kala bapak masuk kantor tapi tidur di rumah sakit, temani buk. Oya saat ibuk nulis ini, Sayyid dan Bapak tidur dengan nyenyak, subhanallah.
Setelah rawat inap kedua di trimester kedua, ibuk banyak dapatkan obat penguat. Ibuk memang tidak begitu hafal tentang hari pertama haid terakir, jadi sering salah prediksi perkiraan umur kandungan. Kalau dihitung sama pekiraan hasil USG selalu selisih 2 sd 3 mingguan. Namun untuk organ dan panca indramu sesuai juga dengan estimasi hari di USG. Ya Alhamdulillah, ibuk tidak begitu paham. Sampai pada ibuk dirawat lagi karna nyeri diari- ari di trimester 2. Saat itu ibuk sedang pelatihan di weekend. Karna udah sakit, ibuk ke dokter ikut antri ke dokter kandungan, dan bener aja ibuk disuruh rawat inap kembali, dengan dokter lain. Indikasinya memang stres pekerjaan sehingga bikin ibuk hamil tidah happy dan stress, memang susah ternyata memaintain mood ibu hamil. Kali yang dirawat ini tidak selama sebelumnya karna beberapa hari rawatan ibu udah tidak nyeri lagi. Dan tetap dengan tambahan cuti lagi. Alhamdulillah.
Setiap konsul ibuk selalu dapat obat kuat eh obat penguat, hehe. Ibuk yang tidak telaten, paling obatnya diminum beberapa hari setelah konsul aja,alhasil banyak tabungan obat ibuk selama hamil. Untuk obat penguat ibuk punya tiga macam merk yang sama dosis dan cara makan dan gunakan yang berbeda, subhanallah. Ibuk lalui semua dengan tenang dan degdegan menanti kehadiran mu, nak. Pasti ada hikmah disetiap perjalanan bukan? Dengan selisih hari dari hitungan bidan dengan perhitungan USG, yang dibandingkan dengan berat badan dan estimasi kelahiran, semua tidak ada yang begitu anak yang jadi pertanyaan menarik untuk ibuk. Semua ibuk anggap hal biasa dan normal. Setiap sebelum konsul ke dokter kandungan, bidan akan lakukan prelimenari seperti tes tensi, berat badan, keluhan apasaja dan hal prelimenary lainnya. Setiap pertanyaan juga dijawat olah bidan ya tentu sesui dengan kompetensi mereka. Ada kalanya waktu konsul ibuk sangat kawatir, apa anak ibuk sehat, punya panca indra yang lengkap dan tidak berbibir sumbing. Saat ibuk tanyakan kedokter saat itu, ibuk langsung disemprot dan bilang bahwa itu jangan dikawatirkan, karna ada solusi atas itu dan kita sebagai orang tua harus menerima. Sebenarnya maksud dari pertanyaan ibuk adalah kemungkinan- kemungkinan dan hal apa yang dapat mencegah hal tersebut. Saat ibuk memberikan rawut wajah berbeda setelah dokternya bilang sebelumnya, dokter langsung menjelaskan kemungkinan apa yang menyebabkan bibir sumbing. Misal jika ibu punya lesung pipi dan bapak punya lesung pipi, kemungkinan anak bibir sumbing lebih besar dari yang tanpa lesung pipi. Syukurlah dokternya paham dengan maksud ibuk. Sampai pada kehamilan di minggu- sebelum cuti lahiran, ibuk lakukan pemeriksaan labor lengkap, sehingga bisa terditeksi dan antisipasi sebelum lahiran. Alhamdulillah semua hasil labor ibuk normal nak.
Secara umur kandungan ibuk udah diharuskan cuti, namun karna banyaknya pendingan kerjaan, ibuk kerja seperti biasa. Karna hasil labor normal, ibuk tidak begitu curiga dengan badan yang bengkak, kaki tangan hingga jari bengkak berair. Setiap malam ibuk dipijit kaki oleh bapak. Kalau ditekan kaki ibuk bisa cekung sekian waktu dan kembali lagi. Ibuk bekerja seperti biasa dan tentu dengan sepatu yang udah diganti dengan ukuran yang lebih besar. Ada suatu waktu ibuk pakai lagi sepatu SMA, masih muat dan masih bagus. Walau kulit imitasi, dikasih semir sepatunya bagus lagi, sepatu merk playboy, oma yang belikan, ngerti apa anak SMA sama sepatu playboy,cewek pula, hehe. Sampai ada ibuk bilang sama atasan ibuk untuk minta mulai cuti lahiran. Karna agak kewalahan karna letih dan badan cepat bengkak. Lagi pula minggu itu sepupu Bapak nikah disabtunya. Ibuk mulailah cuti dari hari jumat, sehingga ibuk bisa hadir dibeberapa kegiatan disana.
Ibuk seperti biasa ikuti acara dan memang karna kaki bengkak sering duduk dan istirahat saat pesta, tidak banyak yang dapat ibuk bantu memang. Sampai pada malamnya, Bapak sakit gigi. Malam itu setelah acara resepsi, ibuk nyetir lagi setelah sekian lama dilarang oleh dokter kandungan karan udah beberapa kali bedrest. Memang sakit gigi memang sakit sekali, sampai bapak tidak bisa bangunpun. Syukur ibuk tidak pernah tau rasa sakit gigi, subhanallah. Malam itu ibuk nyetir dari gedung resepsi ke klinik. Ibuk antri dengan baju kebaya pesta dan dandanan pesta. Bapak tidur dimobil untuk menahan rasa sakit. Antrian yang panjang masyaallah dan sampai larut. Ibuk letih tapi karna bapak bangun pun tak bisa, ibuk tak rasakan letih. Ibuk antri dan cari makanan untuk bapak agar jika nanti gigi sembuh, mag bapak pun tak kambuh. Sampai setelah dapat obat, Bapak segar seperti biasa dan ibuk nyetir lagi sampai rumah. Minggu pagi tanggal 20 Agustus 2017, ibuk bersih- bersih rumah yang direncakan untuk kami tempati setelah kelahiran mu nak. Ibuk sapu halaman bekas kerjaan tukang dan potongan rumput. Kontraksi udah mulai terasa dan ibuk istirahat dimobil, ibuk upayakan tidur dan tahan sakitnya. Sampai pada sore, kontraksi makin sering. Ibuk ajak bapak kerumah oma untuk siap- siap kerumah sakit. Ibuk tidak begitu panik dan berusaha tenang dan menahan sakitnya kontraksi.
Sampailah ibuk di IGD rumah sakit ibu bekerja. Bidan pertama periksa tensi ibu,langsung lari dan panggil temannya untuk periksa juga. dia takut salah dan minta temannya yang periksa. Hasilnya tensi ibuk 215. Berulang kali bidan bertanya apa ibuk sat konsul ada riwat tensi tinggi?ibuk jawab tidak. Sampai pada mereka bilang apa ibuk tidak bohong?pertanyaan itu bener aja bikin tensi ibuk makin naik. Digunakan pengukur tensi digital sampai 226. Dan langsung ibuk dikonsulkan kedokter kandungan ibuk. Syukurnya dokternya ingat dengan pemeriksaan rutn yang ibuk lakukan sehingga dokternya kaget juga dengan kondisi ibu, sampai pada ibuk diagnosa preklamsi. Tekanan darah ibu hamil yang tinggi dan beresiko kematian. Ibuk tidak tau sebelumnya, seberapa parah kondisi yang ibuk alami, ibuk hanya ingin segera bertemu dengan mu nak. Perawat dan bidan IGD panik dan minta ibuk untuk tenang. Ibuk yang tidak tau seberapa parah kondisi saat itu, ibuk patuhi yang diminta perawat. Malam itu ibu SC Cyto. Saat itu ibuk panik dan menangis. Oma bilang tenang dan tidak apa- apa. Sempat juga famili kasih air "kalulusan" yang udh dibacain doa untuk lahiran lancar, buat ibuk nahan esmoni juga. Ibuk juga lihat Bapak, Bapak juga tenang. Hasil labor ibuk dengan protein urin +3, yang artinya protein dibuang lewat urin. Iya sih, saat hamil ibuk malas minum air putih dan tidak begitu peduli dengan warna urin, pernah hampir seperti darah warna urin ibuk, Bapak tak tau, hehe.
Saat SC ibuk batuk dan muntah, sehingga beberapa kali jahitan diulang kembali. Dan kamu lahir nak, dengan tangis yang kencang, berat 2100 gram dan bulan lahir lengkap. 

Komentar