Don't judge the book by its cover, really?

Kesan Pertama.

Ceritanya begini, kita sering dengar 'don't judge the book by its cover'. Well said, but secara realita ini susah untuk dilakukan. Jadi begini, aku melakukan percobaan pada keberangkatan dan kebalikan (aku enggak pakai kata kepulangan, karena pulang disini hanya untuk rumah, tempat hati terpaut). Berangkat dengan penerbangan kedua unuk pesawat perusahaan dan yang cenderung bakal ketemu ya orang seperusahaan dan kontraktornya, aku yang pakai kaos patrick star, kaos yang biasa dibawa jogging, dengan baju dalaman hitam, jilbab bunga dan celana dongker polkadot kecil. Biasa aja ya? Aku pake kaos kaki abu-abu dan sendal croc warna warni. Udah kebayang dong? Dari camp sampai bandara perusahaan tidak ada yang peduli dengan penampilan, tidak ada yang lihat kita dari bawah sampai atas.



Sampailah pada bandara internasional yang bernama panjang, seturun dari pesawat, aku ikut arah sesuai biasa, badge claim. Aku yang sudah beres ambil bagasi, langsung pake lift ke lantai 1 keberangkatan. Keluar aku langsung nyampai di gate garuda dan citilink. Langsung check in. Kaos kaki abu- abu ini tinggi diatas lutut, celana dongker kain yang bukan jins, alhasil celana jadi gantung, aku sih udah kepikiran, tapi siapa yang tanggung kalau aku masuk angin di perjalanan yang belum sepertiga. Aku jalan dengan celana gantung, tas ransel dan travel bag stempel ESQ, pinjem dari mama. Aku ngantri dengan dengar lagu dan sampai pada antrian terdepan, semua masih lancar. Kelar check in, aku yang berencana beli minum dan turun ke lantai dasar dan lantai tengah, langsung muter ke lift disana, dan ternyata itu enggak boleh di pake turun. Aku yang nyentrik dengan sendal warna warni, ditanyain tukang tanya2 bandara, haha, entah apa nama mereka, orng- orang berseragam. Bukan hanya dilarang naik lift aja, aku yang mau jalan pun, yang hampir lewat di pintu masuk, langsung dipanggil disuruh pindah ke pintu keluar. Well, aku yang masih senyum dan bilang, selamat idul adha ya pak. Mereka entah dengar entah bingung, entah memang tidak ada orang yang berikan ucapan selamat lebaran di hari mereka kerja.

Turun naik lift, itu toko tidak kunjung ketemu. Aku yang harus nunggu di area gate 3, masih ada 1 jam untuk boarding. Aku jalan ke ujung ruang tungggu, mau lihat-lihat dan cari ATM. Aku berasa beberapa orang melihat aku berjalan, karena menarik, baju main patrick star dan celana gantung, ransel berat dan jilbab bunga. Sungguh cerah yang ku rasa, entah itu nyentri kenurut mereka. Tibalah boarding, yang sesuai dengan janji mereka. Aku yang ngantri dan berjalan di belakang ibu- ibu cina dan bule. Entahlah ini cuma yang kurasa, pegawai bandara senyum ke orang tertentu saja, entah karena baju mereka baru atau lebih mahal, entah wajah mereka lebih bukan wajah pribumi, ramah kok pilih- pilih. Aku yang hanya sampai pada titik aware dan tetap dengan sikap sebodoh amat.

Skema kedua. Aku yang sudah saatnya kembali bekerja dari perjalanan dinas. Keren ya, perjalana dinas, padahal dibalik ini ada tanggung jawab baru dan dengan dateline tentunya. Oke, yang penting perjalanan. Aku yang udah pakai baju, yang mama suka jika aku pakai baju itu dengan jilbab sedikit bergaya dan blue jins. Dengan tas selempang hitam dan back pack, tetap dengan travel bag ESQ. entah lah, semua lancar sampai bandara, aku yang buru- buru, semua orang- pekerja bandara, tidak ada yang protes dengan apa yang aku lakukan, seperti potong antrian, titip tas di informasi desk, bawa travel bag segede gaban ke kabin. Samapi yang jaga sepanjang jalan ke pesawat, semua senyumnya pada ramah. Entahlah, mungkin mereka memang ramah, atau mereka ramah karena aku terlihat seperti bukan pribumi. ya, entahlah.

Sampai lah dikantor, aku berdiskusi dengan sibos tentang don't judge the book by its cover. Sibos yang ternyata lebih sering diperlakuakn begitu. Pelayanan berbeda dengan orang lain. Saat duduk di teras mall, dy ditegur security yng ibu sebelahnya enggak. Kejadian berkali- kali. Yang anaknya disambut ramah poin 3 skala 5 oleh gurunya, yang anak yang lain disambut ramah dengan 5 skala 5. Yang beliau di cek tasnya oleh security mall, yang ibu- ibu enggak. Entahlah, apa mungkin prosedur nya itu berbeda, perlakukan antara wajah pribumi dan yang bukan, wajah lelah dan bukan, wajah sedih dan bukan, wajah banyak hutang yang padahal bukan.

Dan mungkin ini ada hubungannya, " leave your supermodel friends at home, contrast effect". Teman mu akan terlihat lebih baik dan lebih menarik dan kamu yang disebelahnya tidak. Ah, mungkin begitu.

Komentar