Pulang cuti, waktu jalan ke arah pasar, papasan dengan angkot jurusan pisang- pasar raya, yup, itu angkot angkutan kota) untuk rute rumah ke pasar raya. Ceritanya begini, aku masih ingat dengan bapak yang sopir angkotnya dan angkotnya masih yang sama tapi udah semakin termakan usia, beda dengan sopirnya yang kalau cukur kumis jadi lebih muda, sama dengan kejadian waktu aku sd kelas 5, tahun 2001.
Ceritanya begini, pulang sekolah yang aku naik angkot ke terminal yang sekarang jadi tempat grosir, jalan dari SD ku yang dijalan tanmalaka dekat RRI padang. Jalan yang cukup jauh dan biasanya aku dan 2 orang temanku, nama kecilnya cici dan vana. Vana arah jundul dan cici ke tokonya yang di pasar.
Aku yang punya uang 700, beli es di depan angkot yang aku pikir harganya 200 rupiah tapi nyatanya 500 rupiah. Aku bayar dan sisa uang 200rupiah sedang angkot harus bayar 500 rupiah. Aku yang bingung udah keminum esnya dan udah enggak bisa dibalikin ke yang jual. Naik angkot dan deg degan sepanjang jalan.
Sampai di simpang komplek, yang biasanya turun dengan ibu- ibu yang pulang dari pasar. Aku turun dan ngasih uang ke supir angkotnya 200rupiah, dan lari menjauh dari angkot. Supir angkot manggil dan aku teru lari menjauh angkot. Dan ya, aku selamat sampai rumah.
Keesok harinya, aku naik angkot lagi di terminal pasar. Angkot akan jalan dengan penumpang penuh. Saat menunggu penumpang penuh, aku denger percakapan sopir tentang akan SD yang turun di komplek yang bayarnya kurang trus kabur. OMG itu aku, syukurnya sopir angkotnya lupa dengan muka anak yang kabur tersebut dan sekali lagi itu aku. Aku cerita ke papa dan saran papa ganti uang angkot itu dan minta maaf sama sopir angkotnya. Aku belum lakukan.
Setiap papasan dengan angkot tersebut, aku ingat kejadian itu, sungguh, suatu hari aku akan bicara dengan pak sopir dan minta maaf untuk kejadian 2001, semoga beliau diberi umur panjang. Aamiin.
Komentar