Pengawas untuk try out sbmptn pengalaman pertamaku sebagai EO. Ternyata pengawas di depan sana, bisa liat kegiatan semua murid nya, tapi ada yang peduli dan enggak. Gerimis di hari sabtu dalam persiapan kita ke sekolah, sama dengan hati yang sendu, ragu- ragu untuk hujan lebat, sama seperti hati dan perasaan ku, yang disatu sisi harus kuat karena tak perlulah orang lain tau kesulitan dan keresahan hatiku. Persiapan lancar, aku dipercaya sebagai tim try out pada keseluruhan expo pendidikan, siapan soal yang harus diperbanyak dan rangkap yang banyak. Sejujurnya aku bingung dengan sistem yang sekarang, terlihat dengan waktu dan durasi untuk soal yang kubawa dan keterangan dari tempat les yang jadi partner yang berbeda, aku browsing juga hasilnya beda.
Berjalan mengawas ujian, haah, sunggung, aku tidak bisa duduk diam dan mengamati, aku tak mau orang tahu pilu hatiku. Karna diam membuat pikirannku kembali ke kesedihan. Hujan turun sangat deras, dan aku menangis, di depan kelas. Murid tryout yang sibuk dengan soalnya dan aku yang sibuk menutupi air mata. Aku ingin berlari dari kelas dan berdiri dibawah hujan, menangis sejadi jadinya, dan tidak akan ada yang tau, itu hujan atau air mata atau mata merah karna perih atau menangis. Bodohnya aku.
Aku menjadi pengawas 4 jam dan lanjut ke acara expo. Duduk di meja registrasi. Sudah ku bilang, aku tak bisa duduk diam. Aku amati semua kegiatan di aula, riuh dan semua bersemangat. tidak semua ada aku yang duduk dan pilu, ditengah keramaian aku dibawa lagi ke kesedihan, bodohnya aku, menangis di acara seramai itu. Aku tutupi dengan pura2 nguap dan orang bersangka itu bukan air mata tapi mata ngantuk.
Tuhan menuliskan nasib umat-Nya, kami berjarak untuk menjaga, mengharap restu ibunda dan restu-Nya
Berjalan mengawas ujian, haah, sunggung, aku tidak bisa duduk diam dan mengamati, aku tak mau orang tahu pilu hatiku. Karna diam membuat pikirannku kembali ke kesedihan. Hujan turun sangat deras, dan aku menangis, di depan kelas. Murid tryout yang sibuk dengan soalnya dan aku yang sibuk menutupi air mata. Aku ingin berlari dari kelas dan berdiri dibawah hujan, menangis sejadi jadinya, dan tidak akan ada yang tau, itu hujan atau air mata atau mata merah karna perih atau menangis. Bodohnya aku.
Aku menjadi pengawas 4 jam dan lanjut ke acara expo. Duduk di meja registrasi. Sudah ku bilang, aku tak bisa duduk diam. Aku amati semua kegiatan di aula, riuh dan semua bersemangat. tidak semua ada aku yang duduk dan pilu, ditengah keramaian aku dibawa lagi ke kesedihan, bodohnya aku, menangis di acara seramai itu. Aku tutupi dengan pura2 nguap dan orang bersangka itu bukan air mata tapi mata ngantuk.
Tuhan menuliskan nasib umat-Nya, kami berjarak untuk menjaga, mengharap restu ibunda dan restu-Nya
Komentar