krisis Italia apakah bisa bertahan seperti menara pisa, tetap berdiri walu miring? *tanya kenapa* |
"Krisis Utang Italia Capai Titik Puncaknya, Roma, CyberNews. Mundurnya Perdana Menteri Silvio Berlusconi, Selasa (8/11), belum juga menghapus ketidakpastian tentang kemampuan Italia untuk mengatasi krisis. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, penderitaan Eropa sekarang begitu "tidak menyenangkan". Reformasi struktural yang mendalam kini amat diperlukan di benua bermata uang Euro ini.
Di lain sisi, keadaan ekonomi negara Portugal dan Irlandia kini juga dalam keadaan rentan karena hal yang serupa. Kedua negara ini diperkirakan juga akan mencari dana talangan dari Uni Eropa dan IMF untuk membantu pembayaran utangnya." -suaramerdeka.com
"Wakil Menteri Keuangan: Krisis Italia dorong krisis ekonomi global.
Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan "Implikasinya terhadap krisis global semakin besar karena perekonomian Italia lebih besar dari Yunani," katanya, Kamis (10/11).Menurut Anny, bila krisis utang Italia terjadi maka akan merembet ke sektor perbankan. Namun, dia mengatakan, kondisi perbankan Indonesia tidak akan terkena. Yang paling berdampak bagi Indonesia adalah kinerja ekspor. Menurutnya, aliran dana asing akan menyerbu Indonesia termasuk negara-negara emerging market lainnya. "Implikasinya adalah domestik harus siap capiltal inflowsupaya masuk ke sektor riil," katanya."http://nasional.kontan.co.id
" Krisis Eropa Lebih Parah dari Sekadar Utang
JAKARTA, KOMPAS.com — Permasalahan yang dihadapi Uni Eropa yakni pincangnya daya saing pada sebagian besar negara-negara di zona tersebut.
"Pada tahun 1995, ketika mata uang euro dibuat, semua negara anggota Uni Eropa disuruh lari dengan start (awalan) yang sama. Namun, ketika dilepas, negara-negara itu berlari dengan kecepatan berbeda, karena daya saingnya berbeda. Akibatnya, Yunani dan Italia kedodoran. Jika tidak ada zona euro, mata uang Italia dan Yunani seharusnya sudah didevaluasi," ujar Direktur Pelaksana Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto, di Jakarta, Kamis (10/11/2011). " http://bisniskeuangan.kompas.com
Bailout Italia Jadi Fokus Kecemasan Pasar
Analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin (0,50%) ke level 6%. Menurutnya, pemangkasan ini cukup mengejutkan karena jauh lebih besar dari perkiraan.
Tapi, lebih jauh Firman mengatakan, tekananan BI rate terhadap rupiah hanya bersifat jangka pendek. Apalagi, pelemahan rupiah belakangan ini lebih dipicu oleh faktor eksternal.
Saat ini, fokus pasar adalah krisis utang Italia yang merupakan negara ketiga terbesar di Uni Eropa setelah Perancis dan Jerman. Menurutnya, yang paling ditakutkan adalah jika Perancis terkena sebagai negara kedua terbesar setelah Jerman. Semua itu, masih harus dilihat dalam jangka menengah.
Dia menjelaskan, yield obligasi Italia yang mencapai 7,502% menandakan pasar yang sangat khawatir. Artinya, Italia sudah disejajarkan dengan negara-negara yang sebelumnya sudah krisis seperti Yunani, Irlandia Utara, dan Portugal.- http://pasarmodal.inilah.com
Komentar