Index Saham per Sektor

index saham per sektor merupakan cara mengukur kerja dari saham2 yang listing. Kalu kata dosen gue, index gabungan  merupakan tolak ukur kita dalam memilih, industri ato kelompok emiten mana yang manan dan menguntungkan dalam investasi ,baik jangka pnedek, maupun jangka panjang.

1. IHSG 
read this page to : link and link

kata wartawarga.gunadarma --> Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
o Merupakan suatu indikatoryang sexara umum mencerminkan kecenderungan pergerakan harga saham di Bursa Efek

o Tanggal 10 Aagustus 1982 ditetapkan sebagai hari dasar (nilai indeks=100)
 Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan adalah
 Nilai Pasar = (Jumlah saham yang tercatat x harga terakhir)x 100
 Nilai Dasar = jumlah saham tercatat x harga perdana
Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham yang dihitung berdasarkan harga yang terakhir terjadi. Nilai dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan right issue,stock split atau pemberian saham bonus/dividen saham.( www.wartawarga.gunadarma.ac.id)

kata wikipedia -->Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham . Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.[1]

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik (http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saham_Gabungan)


kata (http://students.ukdw.ac.id/~bej/belajar_3.htm) --> Pergerakan IHSG sangat dipengaruhi oleh saham-saham berkapitalisasi pasar yang besar. Karena hal ini maka Bursa Efek Jakarta memperkenalkan Indeks LQ45 yang terdiri dari saham-saham paling berpengaruh.

2. index sektoral

Ada 9 sektor yang mencantumi komponen - komponennya yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan dan Perdagangan. index sektoral menentukan kita industri mana yang sebaiknya kita tentukan dalm melakukan investasi. pengamatan sederhana yang dapt dilakukan adalah dengan menganalisa bagaimana keadaan industri tsb indexnya meningkat atau bertahan dalam situasi yang mempengaruhi ihsg.

Pertanian
Tanaman Pangan
BISI International Tbk

Perkebunan
Astra Agro Lestari Tbk
Gozco Plantations Tbk
PP London Sumatra Tbk
Sampoerna Agro Tbk
SMART Tbk
Tunas Baru Lampung Tbk
Bakrie Sumatra Plantations Tbk

Peternakan
Cipendawa Tbk.
Multibreeder Adirama Ind. Tbk

Perikanan
Central Proteinaprima Tbk
Dharma Samudera Fishing International Tbk
Inti Agri Resources Tbk
Lainnya
Bumi Teknoultra Unggul Tbk
Pertambangan
Pertambangan Batubara
Adaro Energy Tbk
ATPK Resources Tbk
Bumi Resources Tbk
Bayan Resources Tbk
Indo Tambangraya Megah Tbk
Resource Alam Indonesia Tbk
Perdana Karya Perkasa Tbk
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Petrosea Tbk

Pertambanagn Minyak dan Gas
Apexindo Pratama Duta Tbk
Elnusa Tbk
Energi Mega Persada Tbk
Medco Energi International Tbk
Radiant Utama Interinsco Tbk

Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Cita Mineral Investindo Tbk
International Nickel Ind. Tbk
Timah Tbk

Pertambangan Batu-Batuan
Central Korporindo Int'l Tbk
Citatah Industri Marmer Tbk
Mitra Investindo Tbk

Industri Dasar & Kimia

Semen
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Semen Gresik (Persero) Tbk

Keramik, Perselen dan Kaca
Asahimas Flat Glass Tbk
Arwana Citramulia Tbk
Intikeramik Alamasri Inds. Tbk
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
Mulia Industrindo Tbk
Surya Toto Indonesia Tbk

Logam dan Sejenisnya
Alumindo Light Metal Inds. Tbk
Betonjaya Manunggal Tbk
Citra Tubindo Tbk
Indal Aluminium Industry Tbk
Itamaraya Gold Industri Tbk
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
Jaya Pari Steel Tbk
Lion Metal Works Tbk
Lion Mesh P. Tbk
Pelangi Indah Canindo Tbk
Tembaga Mulia Semanan Tbk

Kimia
Budi Acid Jaya Tbk
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Ekadharma International Tbk
Eterindo Wahanatama Tbk
Intanwijaya Internasional Tbk
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
Indo Acidatama Tbk
Tri Polyta Indonesia Tbk
Unggul Indah Cahaya Tbk

Plastik dan Kemasan

Aneka Kemasindo Utama Tbk
Argha Karya Prima Inds. Tbk
Asiaplast Industries Tbk
Berlina Tbk
Dynaplast Tbk
Titan Kimia Nusantara Tbk
Kageo Igar Jaya Tbk
Leyand International Tbk
Sekawan Intipratama Tbk
Siwani Makmur Tbk
Tunas Alfin Tbk. (A)
Tunas Alfin Tbk. (B)
Trias Sentosa Tbk
Yanaprima Hastapersada Tbk

Pakan Ternak
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Japfa Tbk
Malindo Feedmill Tbk
Sierad Produce Tbk

Kayu dan Pengolahannya
Barito Pacific Tbk
Daya Sakti Unggul Tbk
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
Tirta Mahakam Resources Tbk

Pulp dan Kertas
Fajar Surya Wisesa Tbk
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
Toba Pulp Lestari Tbk
Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk
Surabaya Agung Industry P. Tbk
Suparma Tbk
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

Aneka Industri

Otomotif dan Komponennya
Astra International Tbk
Astra Otoparts Tbk
Indo Kordsa Tbk
Goodyear Indonesia Tbk
Gajah Tunggal Tbk
Indomobil Sukses Int'l Tbk
Indospring Tbk
Multi Prima Sejahtera Tbk
Multistrada Arah Sarana Tbk
Nipress Tbk
Prima Alloy Steel Tbk
Selamat Sempurna Tbk
Allbond Makmur Usaha Tbk
Sugi Samapersada Tbk

Tekstil & Garmen
Polychem Indonesia Tbk
Argo Pantes Tbk
Saham Seri B (Centex) Tbk
Centex (Preferen) Tbk
Delta Dunia Petroindo Tbk
Eratex Djaja Tbk
Ever Shine Textile Inds. Tbk
Panasia Indosyntec Tbk
Indorama Syntetics Tbk
Karwell Indonesia Tbk
Hanson International Tbk
Saham Seri B Hanson Int'l Tbk
Apac Citra Centertex Tbk
Panasia Filament Inti Tbk
Pan Brothers Tex Tbk
Polysindo Eka Perkasa Tbk
Roda Vivatex Tbk
Ricky Putra Globalindo Tbk
Sunson Textile Manufacture Tbk
Teijin Indonesia Fiber Tbk
Nusantara Inti Corpora Tbk
Unitex Tbk

Alas Kaki
Primarindo Asia Infrastructure Tbk
Sepatu Bata Tbk
Surya Intrindo Makmur Tbk

Kabel
KMI Wire and Cable Tbk
Jembo Cable Company Tbk
Kabelindo Murni Tbk
Supreme Cable Manufacturing Company Tbk
Sumi Indo Kabel Tbk
Voksel Electric Tbk

Elektronika
Sat Nusapersada Tbk
Lainnya
Ratu Prabu Energi Tbk
Asia Natural Resources Tbk
First Media Tbk
Myoh Technology Tbk

Industri Barang Konsumsi
Makanan dan Minuman
Ades Waters Indonesia Tbk
Aqua Golden Mississippi Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Davomas Abadi Tbk
Delta Djakarta Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Mayora Indah Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk
Prasidha Aneka Niaga Tbk
Sekar Bumi Tbk
Sekar Laut Tbk
Siantar Top Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Tbk
Ultra Jaya Milk Tbk

Rokok
BAT Indonesia Tbk
Bentoel International Tbk
Gudang Garam Tbk
H M Sampoerna Tbk

3. JII 

kata wikipedia --> Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.

Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia


4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-saham tersebut dapat masuk ke JII:
    -   emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang
    -    bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba, termasuk perbankan dan asuransi konvensional
    -    usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan makanan/minuman yang haram
    -   tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat


Date              Prev            Open       High          Low          Close       Change   Volume

14-05-2010  456.7580  456.5800  460.4100  455.7690  457.1410  0.3830   1,652,878,835,500
12-05-2010  451.3970  451.4300  458.0810  450.3840  456.7580  5.3610   1,684,660,013,200
11-05-2010  456.4670  456.6100  461.0750  450.6710  451.3970  5.0700   3,410,180,200,300
10-05-2010  434.8230  435.0300  459.8540  435.0310  456.4670  21.6440 3,948,940,063,750
07-05-2010  448.8270  448.1700  448.1650  428.6230  434.8230  14.0040 3,230,143,010,000
06-05-2010  456.5510  456.4800  456.4820  439.7160  448.8270  7.7240   3,279,327,929,218
05-05-2010  473.9230  473.7500  473.7490  454.0090  456.5510 17.3720  3,549,451,133,000
04-05-2010  474.8960  475.0400  484.0100  472.0070  473.9230  0.9730   1,764,155,080,750
03-05-2010  474.7960  474.9700  478.5180  472.2450  474.8960  0.1000   2,526,618,610,892

http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock/JII

4. LQ 45

kata jurnal sdm --> Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah :
a. Kriteria yang pertama adalah :
1. Berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler.
2. Berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.

b. Kriteria yang kedua adalah :
1.) Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
2.) Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi (Tjiptono, 2001, p. 95-96).

Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal. (factbook 1997, Jakarta Stock Exchange).
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/indek-lq-45-definisi-kriteria-dan.html)

5. kompas 100

kata wikipedia --> Indeks Kompas-100 adalah merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Indeks Kompas-100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) bekerjasama dengan koran Kompas pada hari Jumat tanggal 10 Agustus 2007. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas-100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.

Saham-saham yang termasuk dalam Kompas-100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEJ, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas-100. Akan tetapi, ini bisa saja berlawanan arah dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) maupun indeks lainnya.

Saham-saham perusahaan yang masuk dalam indeks Kompas-100 ini adalah [2] :Astra Agro Lestari (AALI)Adhi Karya (ADHI)
Polychem Indonesia (ADMG)
AKR Corporindo (AKRA)
Aneka Tambang (ANTM)
Apexindo Pratama Duta (APEX)
Arpeni Pratama Ocean Line (APOL)
Astra Graphia (ASGR)
Astra Internasional (ASII)
Bank BCA (BBCA)
Bank Bukopin (BBKP)
Bank BRI (BBRI)
Bank Century (BCIC)
Bank Danamon (BDMN)
Bhakti Investama (BHIT)
Sentul City (BKSL)
Berlian Laju Tanker (BLTA)
Bank Mandiri (BMRI)
Global Mediacom (BMTR)
Bank Bumi Artha (BNBA)
Bakrie & Brothers (BNBR)
Bank Niaga (BNGA)
Bank Internasioal Indonesia (BNII)
Bank Permata (BNLI)
Barito Pacific (BRPT)
Bakrie Telecom (BTEL)
Budi Acid Jaya (BUDI)
Bumi Resources (BUMI)
Clipan Finance (CFIN)
Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP)
Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
Central Proteinaprima (CPRO)
Ciputra Development (CTRA)
Ciputra Surya (CTRS) Davomas Abadi (DAVO)
Bakrieland Development (ELTY)
Energi Mega Persada (ENRG)
Enseval Putra (EPMT)
Fajar Surya Wisea (FASW)
Mobile-8 Telecom (FREN)
Gudang Garam (GGRM)
Gajah Tunggal (GJTL),
Indonesia Air Transport (IATA),
Indosiar Karya Media (IDKM),
Kageo Igar Jaya (IGAR)
Indofarma (INAF),
International Nickel Corporation (INCO),
Indofood Sukses Makmur (INDF),
Indah Kiat Pulp & Paper (INKP),
Indocement Tunggal Prakasa (INTP),
Indosat (ISAT),
Jakarta Internasional Setiabudi (JIHD),
JAPFA (JPFA),
Jaya Pari Steel (JPRS),
Kimia Farma (KAEF),
Kawasan Industri Jababeka (KIJA),
Kalbe Farma (KLBF),
Lippo Karawaci (LPKR),
London Sumatera (LSIP),
Lautan Luas (LTLS),
Mitra Adiperkasa (MAPI),
Multistrada (MASA),
Moderland Realty (MDRN),
Medco Energi Internasional (MEDC),
Nusantara Infrastructure (META),
Multi Indocitra (MICE),
Multipolar (MLPL), Matahari Putra Prima (MPPA)
Metrodata (MTDL)
Mayora Indah (MYOR)
Perusahaan Gas Negara (PGAS),
Pembangunan Jaya Ancol (PJAA),
Panin Bank (PNBN)
Panin Insurance (PNIN)
Panin Life (PNLF)
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
New Century Development (PTRA)
Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
Radiant Utama (RUIS)
Siread Produce (SIPD)
Holcim Indonesia (SMCB)
Semen Gresik (SMGR)
Sinarmas Multiartha (SMMA)
Summarecon Agung (SMRA)
Indo Acidatama (SRSN)
Sumalindo Lestari Jaya (SULI)
Tunas Baru Lampung (TBLA)
Timah (TINS)
Tjiwi Kimia (TKIM)
Telkom Indonesia (TLKM)
Pelayaran Tempuran Emas (TMAS)
Total Bangun Persada (TOTL)
Trimegah Securities (TRIM)
Trias Sentosa (TRST)
Truba Alam Manunggal (TRUB),
Tempo Scan Pacific (TSPC)
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP)
United Tractors (UNTR)
Unilever (UNVR)
Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF)

6. Bisnis 27


kata idx--> Jakarta- Pada tanggal 27 Januari 2009, PT Bursa Efek Indonesia bersama dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks Bisnis-27 yang diharapkan dapat menjadi salah satu indikator bagi investor dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

Indeks Bisnis-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental dan teknikal atau likuiditas, sebagai berikut:
Kriteria Fundamental

Beberapa faktor fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham adalah Laba Usaha, Laba Bersih, ROA, ROE dan DER. Khusus untuk emiten Perbankan akan dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.
Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi

Beberapa faktor teknikal yang dipertimbangkan adalah hari transaksi, nilai, volume dan frekuensi transaksi serta kapitalisasi pasar.

Dalam pemilihan saham Indeks Bisnis-27 juga mendapat masukan dan pertimbangan dari Komite Indeks Bisnis-27 yang terdiri dari para ahli dan profesional di Pasar Modal.Hal ini untuk menjamin kewajaran (fairness) dalam pemilihan saham tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan data historikal, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 28 Desember 2004 dengan nilai indeks 100.

Bursa Efek Indonesia dan Harian Bisnis Indonesia secara rutin akan memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian emiten yang masuk dalam perhitungan indeks Bisnis-27 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal Februari dan Agustus.

Berikut adalah saham-saham yang terpilih menjadi konstituen indeks BISNIS-27
No Sektor Kode Nama Emiten
1 1. Pertanian/Perkebunan AALI PT Astra Agro Lestari Tbk
2 1. Pertanian/Perkebunana LSIP PT London Sumatera Plantation Tbk
3 2. Pertambangan INCO PT International Nickel Indonesia Tbk
4 2. Pertambangan ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
5 2. Pertambangan ANTM PT Aneka Tambang Tbk
6 2. Pertambangan PTBA PT Tambang Batubara Bukti Asam Tbk
7 2. Pertambangan ADRO PT Adaro Energi Tbk
8 2. Pertambangan TINS PT Timah Tbk
9 2. Pertambangan MEDC PT Medco energi International Tbk
10 3. Industri Dasar dan Kimia SMGR PT Semen Gresik Tbk
11 3. Industri Dasar dan Kimia INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
12 3. Industri Dasar dan Kimia INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
13 4. Aneka Industri ASII PT Astra International Tbk
14 6. Properti & Real Estate LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
15 7. Infrastruktur TLKM PT Telkom Indonesia
16 7. Infrastruktur ISAT PT Indosat Tbk
17 7. Infrastruktur PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk
18 7. Infrastruktur JSMR PT Jasa Marga Tbk
19 8. Keuangan BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
20 8. Keuangan BMRI PT Bank Mandiri Tbk
21 8. Keuangan BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk
22 8. Keuangan BNII PT Bank International Indonesia Tbk
23 8. Keuangan BBCA PT Bank Central Asia Tbk
24 8. Keuangan BDMN PT Bank Danamon Tbk
25 8. Keuangan PNBN PT Bank Pan Indonesia tbk
26 8. Keuangan BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk
27 9. Perdagangan & Jasa UNTR PT United Tractors Tbk

7. Pefindo25 index

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) . indeks Pefindo 25 diluncurkan pada 18 Mei 2009. Emiten yang memiliki aset di bawah Rp 1 triliun bisa menjadi anggota Pefindo 25. Kriteria lainnya, return on equity (ROE) yang dimiliki emiten sama atau lebih besar dari rata-rata ROE seluruh emiten BEI.
Pefindo baru saja merevisi anggota indeks Pefindo 25 untuk periode 1 Februari - 31 Juli 2010. Ada 5 saham baru di Pefindo 25, yakni PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), PT Bayu Buana Tbk (BAYU), PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), PT Ancora Indonesia Tbk (OKAS) dan PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO).

Adapun saham yang keluar dari Pefindo 25: PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE), PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI), PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI), PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS), dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).

(http://www.kontan.co.id/index.php/investasi/news/30652/Investor-Asing-Bidik-Saham-Lapis-Kedua)

Perusahaan yang masuk dalm masing2 index bisa keluar karena memperhatikan   fundamental dan liquiditas perusahaan.


 

Komentar